(Oleh: Pdt. Robi Panggarra, M.Th.)
Penyembahan Perjanjian Lama merupakan contoh yang sangat
menarik untuk dikaji dalam hal bagaimana Allah menanggapi umat-Nya dalam
penyembahan. Dimulai dari Adam dan Hawa,
penyembahan yang terlihat dalam komunikasi yang harmonis antara Allah dengan
manusia senantiasa memperlihatkan persekutuan yang indah. Kemudian pada generasi kedua, Kain dan Habel
menambahkan bentuk yang khusus, yakni memberi korban berupa persembahan materi
(Kejadian 4:1-16). Dalam pengalaman itu
Allah berkenan kepada persembahan Habel dan menolak persembahan Kain. Menurut John Mac Arthur, “Satu-satunya pokok
yang dominan dalam kisah Habel adalah
bahwa ia penyembah yang benar; ia menyembah menurut kehendak Allah, dan
korbannya diterima oleh Allah.”[1] Lalu seterusnya sampai kepada Abraham
menunjukkan penyembahan dengan ketaatan yang total, lalu berujung kepada Allah
memberkatinya. Jika diperhatikan dalam
perjalanan umat Perjanjian Lama, penyembahan dikaitkan dengan tindakan
kehadiran Allah dan pada waktu sama Ia juga memberkati umat-Nya. Sebaliknya ketika mereka berubah setia dan
tidak menyembah TUHAN, maka mereka akan ditinggalkan atau dikutuk dengan
mengalami penderitaan-penderitaan ataupun kegagalan demi kegagalan.
Banyak pengalaman yang diceritakan oleh Alkitab tentang
orang-orang yang diberkati oleh Allah karena kesetiaan mereka dalam menyembah
Allah. Beberapa diantaranya adalah:
Pertama, Abraham.
Abraham yang sebelumnya bernama Abram diberkati menjadi bangsa yang
besar, kemasyuran, serta menjadi berkat bagi segala kaum oleh karena
keputusannya untuk menaati panggilan Allah dalam kehidupannya. Jika membaca dengan teliti bagian cerita ini,
maka ada hal yang kelihatan mustahil untuk memenuhi janji Tuhan bagi dia dalam
hal menjadi bangsa yang besar, oleh karena sampai istrinya Sara mati haid
mereka bahkan belum mendapatkan anak sebagai buah pernikahan mereka. Akan tetapi, Allah menunjukkan kuasan-Nya
dengan membuat Sara hamil dalam masa seperti itu, sehingga segala yang
dijanjikan-Nya kepada Abraham akhirnya terpenuhi (Kejadian 12-21).
Kedua, Nuh. Kisah
Nuh yang diceritakan dalam Kitab Kejadian 6-9 merupakan kisah yang selalu
mengesankan tentang bagaimana Nuh mendapat perlakuan yang khusus dari
Allah. Ketika Allah menghukum bumi dengan
air bah, hanya Nuh bersama keluarganya yang selamat. Akan tetapi perlu juga diingat bahwa “Ia
mengabdikan seratus dua puluh tahun untuk membangun bahtera. Itulah hasil kerja dari iman.”[2]
Ketiga, Yusuf.
Cerita tentang perjalanan hidup Yusuf merupakan inspirasi yang
hebat. Seorang yang dijual
saudara-saudaranya untuk menjadi budak, ternyata dalam tangan Tuhan menjadi
berhasil bahkan menjadi pemimpin yang akhirnya dipakai oleh Tuhan untuk
menyelamatkan keluarganya, termasuk saudara-saudaranya yang sebelumnya telah
menjual dia.
Pengalaman kehadiran Allah di tengah-tengah Israel
membawa mereka kepada kekayaan rohani, sehingga Allah menjadi dikenal dengan
berbagai gelar (Generic Name) oleh
karena kehadiran-Nya dalam situasi yang berbeda-beda untuk menunjukkan
rahmat-Nya kepada umat penyembah-Nya.
Titanium for sale | TITanium Art | TITanium Art | TITanium Art | TITNBI
BalasHapusTITanium Art is a unique and men\'s titanium wedding bands unique titanium color art style babyliss pro titanium flat iron for the Japanese market. This premium craftsmanship is fully personalized and used ford edge titanium fully ford titanium