Rabu, 14 Maret 2012

Respon Allah Terhadap Penyembahan Umat-Nya


(Oleh: Pdt. Robi Panggarra, M.Th.)
Penyembahan Perjanjian Lama merupakan contoh yang sangat menarik untuk dikaji dalam hal bagaimana Allah menanggapi umat-Nya dalam penyembahan.  Dimulai dari Adam dan Hawa, penyembahan yang terlihat dalam komunikasi yang harmonis antara Allah dengan manusia senantiasa memperlihatkan persekutuan yang indah.  Kemudian pada generasi kedua, Kain dan Habel menambahkan bentuk yang khusus, yakni memberi korban berupa persembahan materi (Kejadian 4:1-16).  Dalam pengalaman itu Allah berkenan kepada persembahan Habel dan menolak persembahan Kain.  Menurut John Mac Arthur, “Satu-satunya pokok yang  dominan dalam kisah Habel adalah bahwa ia penyembah yang benar; ia menyembah menurut kehendak Allah, dan korbannya diterima oleh Allah.”[1]  Lalu seterusnya sampai kepada Abraham menunjukkan penyembahan dengan ketaatan yang total, lalu berujung kepada Allah memberkatinya.  Jika diperhatikan dalam perjalanan umat Perjanjian Lama, penyembahan dikaitkan dengan tindakan kehadiran Allah dan pada waktu sama Ia juga memberkati umat-Nya.  Sebaliknya ketika mereka berubah setia dan tidak menyembah TUHAN, maka mereka akan ditinggalkan atau dikutuk dengan mengalami penderitaan-penderitaan ataupun kegagalan demi kegagalan.
Banyak pengalaman yang diceritakan oleh Alkitab tentang orang-orang yang diberkati oleh Allah karena kesetiaan mereka dalam menyembah Allah.  Beberapa diantaranya adalah:
Pertama, Abraham.  Abraham yang sebelumnya bernama Abram diberkati menjadi bangsa yang besar, kemasyuran, serta menjadi berkat bagi segala kaum oleh karena keputusannya untuk menaati panggilan Allah dalam kehidupannya.  Jika membaca dengan teliti bagian cerita ini, maka ada hal yang kelihatan mustahil untuk memenuhi janji Tuhan bagi dia dalam hal menjadi bangsa yang besar, oleh karena sampai istrinya Sara mati haid mereka bahkan belum mendapatkan anak sebagai buah pernikahan mereka.  Akan tetapi, Allah menunjukkan kuasan-Nya dengan membuat Sara hamil dalam masa seperti itu, sehingga segala yang dijanjikan-Nya kepada Abraham akhirnya terpenuhi (Kejadian 12-21).
Kedua, Nuh.  Kisah Nuh yang diceritakan dalam Kitab Kejadian 6-9 merupakan kisah yang selalu mengesankan tentang bagaimana Nuh mendapat perlakuan yang khusus dari Allah.  Ketika Allah menghukum bumi dengan air bah, hanya Nuh bersama keluarganya yang selamat.  Akan tetapi perlu juga diingat bahwa “Ia mengabdikan seratus dua puluh tahun untuk membangun bahtera.  Itulah hasil kerja dari iman.”[2]
Ketiga, Yusuf.  Cerita tentang perjalanan hidup Yusuf merupakan inspirasi yang hebat.  Seorang yang dijual saudara-saudaranya untuk menjadi budak, ternyata dalam tangan Tuhan menjadi berhasil bahkan menjadi pemimpin yang akhirnya dipakai oleh Tuhan untuk menyelamatkan keluarganya, termasuk saudara-saudaranya yang sebelumnya telah menjual dia.
Pengalaman kehadiran Allah di tengah-tengah Israel membawa mereka kepada kekayaan rohani, sehingga Allah menjadi dikenal dengan berbagai gelar (Generic Name) oleh karena kehadiran-Nya dalam situasi yang berbeda-beda untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada umat penyembah-Nya.


[1] John Mac Arthur, Prioritas Utama Dalam Penyembahan (Bandung: Kalam Hidup, n.d.), 31.
[2] Ibid.

1 komentar:

  1. Titanium for sale | TITanium Art | TITanium Art | TITanium Art | TITNBI
    TITanium Art is a unique and men\'s titanium wedding bands unique titanium color art style babyliss pro titanium flat iron for the Japanese market. This premium craftsmanship is fully personalized and used ford edge titanium fully ford titanium

    BalasHapus