Selasa, 27 Maret 2012

Dasar Penyembahan


(Oleh: Pdt. Robi Panggarra, M.Th.)
Menurut John Mac Arthur, “Penyembahan bukanlah masalah pilihan.  Dalam Matius 4:10, ketika Yesus menanggapi pencobaan Iblis, Yesus mengutip Ulangan 6:13, ‘Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!’  Dengan berkata demikian kepada Iblis, Ia memerintahkan kepada setiap makhluk yang telah diciptakan.  Semua bertanggung jawab untuk menyembah Allah.[1]
Dari kutipan di atas terlihat dengan jelas bagaimana penyembahan tidak dapat diabaikan ataupun diremehkan dalam kehidupan setiap umat manusia yang ada di bumi ini.  Hal tersebut merupakan suatu keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar.  Iblis dalam hal ini mencoba memberi penawaran yang berbeda kepada Yesus, namun jawaban Yesus yang tegas merupakan informasi yangt cukup bagi setiap makhluk ciptaan bahwa ada perintah untuk menyembah hanya kepada Allah saja.  Perintah inilah yang menjadi dasar dalam penyembahan kepada Allah.
Dasar yang kedua penyembahan kepada Allah ialah bahwa Allah adalah pencipta segala yang ada di dunia ini (Kejadian 1).  Karena Allah menciptakan segala sesuatu, maka segala sesuatu itu memiliki tanggung jawab moral kepada Sang Pencipta, yaitu menyembah.  Rasa syukur yang melimpah mewarnai hati penyembah-penyembah dalam hal ini, oleh karena apa yang Allah telah lakukan dan kerjakan.
Dasar yang ketiga bagi penyembahan adalah penebusan.  Sebagai orang-orang yang telah jatuh ke dalam dosa, hanya penghukuman yang layak untuk diterimanya.  Paulus secara  tegas mengatakan hal itu dalam Roma 6:23a, “Sebab upah dosa adalah maut.”  Namun, karya Allah melalui Yesus Kristus yang datang ke dalam dunia ini untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang telah mengubah ketakutan terhadap ayat tersebut.  Penebusan yang dikerjakan oleh Yesus dengan memberikan nyawa-Nya di atas kayu salib, telah menggantikan maut menjadi kehidupan kekal.  Oleh karena itu, sebagai orang-orang yang telah ditebus oleh Yesus sendiri, maka  ada ikatan baru yang harus disadari yaitu bahwa setiap orang yang telah ditebus menjadi milik dari penebusnya.  Bagian penting dari hal ini adalah bahwa penbusan itu telah menghasilkan umat yang menyembah.[2]


[1] John Mac Arthur, Prioritas Utama Dalam Penyembahan (Bandung: Kalam Hidup, n.d.), 37.
[2] Ibid, 37.

1 komentar:

  1. Shalom untuk bapak, ibu, saudara/i semua. Mari kita bersama-sama belajar membaca Shema Yisrael yang pernah dikutip oleh Yesus ( nama IbraniNya Yeshua/ ישוע ) di dalam Injil, yang dapat kita lihat di Markus 12 : 28 yang berasal dari Ulangan 6 : 4. Kalimat Shema Yisrael ini biasa diucapkan oleh orang Yahudi dalam setiap ibadah untuk mengungkapkan iman kepada satu Tuhan yang berdaulat dalam kehidupan mereka dan pada awalnya pun orang-orang yang percaya kepada Yesus dari bangsa-bangsa bukan Yahudi juga ikut serta dalam ibadah orang Yahudi di sinagoga.

    Tanpa bermaksud untuk menyangkali keberadaan Bapa, Anak dan Roh Kudus yang juga telah berulangkali diungkapkan dalam Perjanjian Baru, berikut ini Shema Yisrael dengan huruf Ibrani dan cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa yang ada

    Huruf Ibrani, "שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד "

    Cara membacanya, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad "

    Dilanjutkan dengan mengucap berkat

    Huruf Ibrani, " בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד "

    Cara membacanya, " Barukh Shem kevod, malkuto le'olam va'ed "

    ( Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selama-lamanya )

    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪🇮🇱

    BalasHapus