(Oleh: Pdt. Robi Panggarra, M.Th.)
Menurut John
Mac Arthur, “Penyembahan bukanlah masalah pilihan. Dalam Matius 4:10, ketika Yesus menanggapi
pencobaan Iblis, Yesus mengutip Ulangan 6:13, ‘Engkau harus menyembah Tuhan,
Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!’ Dengan berkata demikian kepada Iblis, Ia
memerintahkan kepada setiap makhluk yang telah diciptakan. Semua bertanggung jawab untuk menyembah
Allah.”[1]
Dari kutipan di
atas terlihat dengan jelas bagaimana penyembahan tidak dapat diabaikan ataupun
diremehkan dalam kehidupan setiap umat manusia yang ada di bumi ini. Hal tersebut merupakan suatu keharusan yang
tidak dapat ditawar-tawar. Iblis dalam
hal ini mencoba memberi penawaran yang berbeda kepada Yesus, namun jawaban
Yesus yang tegas merupakan informasi yangt cukup bagi setiap makhluk ciptaan
bahwa ada perintah untuk menyembah hanya kepada Allah saja. Perintah inilah yang menjadi dasar dalam
penyembahan kepada Allah.
Dasar yang
kedua penyembahan kepada Allah ialah bahwa Allah adalah pencipta segala yang
ada di dunia ini (Kejadian 1). Karena
Allah menciptakan segala sesuatu, maka segala sesuatu itu memiliki tanggung
jawab moral kepada Sang Pencipta, yaitu menyembah. Rasa syukur yang melimpah mewarnai hati
penyembah-penyembah dalam hal ini, oleh karena apa yang Allah telah lakukan dan
kerjakan.
Dasar yang
ketiga bagi penyembahan adalah penebusan.
Sebagai orang-orang yang telah jatuh ke dalam dosa, hanya penghukuman
yang layak untuk diterimanya. Paulus
secara tegas mengatakan hal itu dalam
Roma 6:23a, “Sebab upah dosa adalah maut.”
Namun, karya Allah melalui Yesus Kristus yang datang ke dalam dunia ini
untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang telah mengubah ketakutan terhadap
ayat tersebut. Penebusan yang dikerjakan
oleh Yesus dengan memberikan nyawa-Nya di atas kayu salib, telah menggantikan
maut menjadi kehidupan kekal. Oleh
karena itu, sebagai orang-orang yang telah ditebus oleh Yesus sendiri,
maka ada ikatan baru yang harus disadari
yaitu bahwa setiap orang yang telah ditebus menjadi milik dari penebusnya. Bagian penting dari hal ini adalah bahwa
penbusan itu telah menghasilkan umat yang menyembah.[2]
Shalom untuk bapak, ibu, saudara/i semua. Mari kita bersama-sama belajar membaca Shema Yisrael yang pernah dikutip oleh Yesus ( nama IbraniNya Yeshua/ ישוע ) di dalam Injil, yang dapat kita lihat di Markus 12 : 28 yang berasal dari Ulangan 6 : 4. Kalimat Shema Yisrael ini biasa diucapkan oleh orang Yahudi dalam setiap ibadah untuk mengungkapkan iman kepada satu Tuhan yang berdaulat dalam kehidupan mereka dan pada awalnya pun orang-orang yang percaya kepada Yesus dari bangsa-bangsa bukan Yahudi juga ikut serta dalam ibadah orang Yahudi di sinagoga.
BalasHapusTanpa bermaksud untuk menyangkali keberadaan Bapa, Anak dan Roh Kudus yang juga telah berulangkali diungkapkan dalam Perjanjian Baru, berikut ini Shema Yisrael dengan huruf Ibrani dan cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa yang ada
Huruf Ibrani, "שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד "
Cara membacanya, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad "
Dilanjutkan dengan mengucap berkat
Huruf Ibrani, " בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד "
Cara membacanya, " Barukh Shem kevod, malkuto le'olam va'ed "
( Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selama-lamanya )
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪🇮🇱